Seperti kebanyakan negara lain, Indonesia turut
merasakan booming Android. Kendati penetrasi di pasar lokal cukup
tinggi, namun virus yang mengancam pengguna Android di Tanah Air nyatanya masih
tergolong rendah.
Dikatakan Alfons Tanujaya, antivirus
specialist dari Vaksincom, sampai saat ini dia merasa nyaris susah mencari
virus yang menyerangnya pengguna ponsel Android lokal. "Jujur saya nyaris
susah banget mencari virus Android pengguna Indonesia. Realistis saja,
perkembangan Android di Indonesia memang tinggi namun ancaman virusnya masih
relatif rendah," ungkap Alfons, di acara Ngopi bareng detikINET yang
membahas tema 'Ancaman Program Jahat Pada Smartphone' di Auditorium Bank Mega,
Rabu (16/1).
Hal senada juga dikatakan pengamat dan
gadget enthusiast Lucky Sebastian. Dia mengatakan, sudah menjadi hal yang lumrah
bila Android diincar untuk diserang virus.
Sebab, selain Android mengadopsi sistem
yang terbuka, OS besutan Google menjadi software mobile paling besar dan cepat
pertumbuhannya saat ini.
"Sama halnya seperti Windows yang
identik dengan virus. Karena memang Windows itu menguasai 80% pasar desktop.
Jadi wajar, semakin besar semakin banyak yang menyerang," katanya.
Google, menurut Lucky, bukannya tidak
sadar atau concern dengan masalah ini. Mulai sistem operasi Jelly Bean,
menerapkan pengawasan ketat untuk aplikasi yang masuk. Walaupun hasilnya tak
100% berhasil meredam serangan virus tersebut.
"Pernah ada uji coba di universitas,
mereka memasukkan banyak virus ke Play Store. Hasilnya hanya 15% yang berhasil
dihalau. Memang sisanya akhirnya ditanggulangi oleh pihak ketiga, seperti
antivirus," tambahnya.
"Harus diakui, serangan virus ke
Android terus meningkat dari bulan ke bulan. Bahkan jumlahnya mencapai ribuan
dalam beberapa waktu terakhir," sebut Lucky.
Dia juga menambahkan, virus mobile
bukan berarti hanya menyerang satu sistem operasi saja seperti Android. Karena
bukan tidak mungkin platform lain, seperti iOS pun yang tertutup bukan tidak
mungkin terserang. (dtc)